Kamis, 11 Mei 2017

Coaching, Counseling, dan Mentoring


COACHING
Coaching menurut Joo (2005) dan McCauley & Hezlett (2001) didefinisikan sebagai proses hubungan satu lawan satu antara pelatih professional dan eksekutif (orang yang dilatih) untuk tujuan meningkatkan perilaku melalui kesadaran dan pembelajaran diri, dan dengan demikian pada akhirnya untuk keberhasilan individu dan organisasi. Tetapi menurut Jaques & Clement (1994) coaching adalah percakapan terstruktur yang menggunakan informasi tentang kinerja yang nyata antara seorang atasan dengan seorang individu atau tim yang menghasilkan kinerja lebih tinggi. Jadi, kinerja kerja dan potensi individu akan meningkat menajdi lebih baik ketika individu tersebut mendapatkan coaching dari atasannya. Karena coaching pada dasarnya untuk membantu orang-orang mengembangkan potensinya dengan memberikan kesempatan untuk mengenali kemampuanya dan membantu menemukan berbagai jalan yang ada di sekitarnya (Somers, 2007).

Jenis – jenis coaching, yaitu (dalam Nugroho, 2011) :
a.       Coaching untuk sukses = diberikan kepada orang agar sukses menangani suatu situasi baru atau situasi yang mendatang. Contoh : mendapatkan tanggung jawab baru.
b.   Coaching untuk perbaikan kinerja = diberikan kepada orang untuk memperbaiki kinerja atau kebiasaan kinerjanya yang efektif. Misalnya : selalu melewati batas waktu yang telah ditetapkan.
c.    Coaching untuk mengelola berbagai macam masalah = untuk menangani masalah kinerja, kebiasaan kerja, atau kelalaian yang serius. Misalnya : sering datang terlambat.



COUNSELING
Menurut The American Psychological Association , Division of Counseling Psychology, Committee on Definition (dalam Gantina, 2011) mengatakan bahwa konseling sebagai sebuah proses membantu individu untuk mengatasi masalah-masalahnya dalam perkembangan dan memantau mencapai perkembangan yang optimal dengan menggunakan sumber-sumber dirinya sendiri. Counseling  atau konseling adalah bantuan yang diberikan kepada konseling supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri untuk dimanfaatkan olehnya dalam rangka memperbaiki tingkah laku nya pada masa yang akan datang (dalam Saam, 2014).
 Aspek-aspek konseling (dalam Saam, 2014):
a.   Konseling sebagai suatu proses à proses yang dilakukan oleh klien dengan konselor dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh klien
b.     Konseling sebagai hubungan terapeutik à bertujuan untuk mencari “penyembuhan” masalah klien
c.     Konseling merupakan usaha bantuak à konseling merupakan usaha untuk membantu klien
d.  Konseling mengarahkan tercapainya tujuan klien à tujuannya adalah terselesaikan masalah yang dihadapi klien
e. Konseling mengarahkan kemandirian klien à setelah mendapatkan solusi, klien diharapkan dapat menyelesaikan masalah selanjutnya. 



MENTORING
Godshalk & Sosik mengatakan bahwa mentoring juga dapat didefinisikan sebagai fokus tujuan proses yang ditunjukan untuk peningkatan pengetahuan dan pengembangan kompetensi (dalam Joo & McLean, 2012). Namun mentoring menurut Mullen adalah satu lawan satu hubungan antara orang yang kurang berpengalaman (anak didik atau mentee) dan orang yang lebih berpengalaman (mentor), dan dimaksudkan untuk memajukan pribadi dan pertumbuhan professional yang kurang berpengalaman individu (dalam Joo & McLean, 2012).

Tahap – tahap mentoring (dalam Sujoko, 2015):
a.       I do you watch
Seorang mentor memberikan contoh untuk orang yang dimentor. Tahapan ini memungkinkan orang yang kita mentor mempelajari dengan melihat langsung bagaimana anda melakukan sesuatu mulai dari tahap persiapan sampai tahap akhirnya yaitu dimana anda melakukan sesuatu dan melakukan evaluasi.
b.      I do you help
Tahap ini mulai mengajak orang yang anda mentor untuk mulai membantu anda. Disini orang tersebut akan mulai belajar dan merasakan prosesnya lebih mendalam.
c.       You do I help
Tahap ke 3 ini kita mengizinkan orang yang kita mentor untuk mulai tampil dan melakukan tindakan. Peranan mentor adalah membantu untuk terus mengarahkan supaya mentee tetap berada di jalur yang benar.
d.      You do I watch
Pada tahapan terakhir yaitu dimana anda sudah merasa yakin dengan kompetensi dan kapabilitas terhadap orang yang anda mentor. Sehingga di tahapan ini, anda sudah bisa melepas dan mengamati saja serta mementoring.









Daftar Pustaka:
-   Jaques, Elliot and Stephen D. Clement. (1994). Excecutive Leadership, Scason Hall Publisher Ltd, S Printing, Cambridge, Massachusetts, USA
-   Joo, B. K. B., Sushko, J. S., & McLean, G. N. (2012). Multiple face of coaching: Manager-as-coach,            excecutive coaching, and formal mentoring. Organization Development Journal, 30(1), 19.
-          Komalasari, Gantina & Eka Wahyuni. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT Indeks.
-  Nugroho, A. E., Hasanuddin, B., & Brasit, N. (2011). Pengaruh Coaching Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Individual (Studi Kasus pada Karyawan Bagian Support Services Departemen Production Services PT. International Nikel Indonesia, Tbk) The Influence of Coaching on Work Motivation and Individual Performance (A Case Study On Employess at Support Service Unit of Service Production Depertement Nickel Indonesia Tbk).
-      Saam, Zulfan. 2014. Psikologi Konseling. Jakarta: Rajawali Pers.    
- Sujoko, S. (2015). Program Mentoring Dalam Kasus Penempatan Tenaga Kerja Bermasalah Di Perpustakaan. Pustakaloka, 7(1), 111-118.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar