COACHING
Coaching
menurut Joo (2005) dan McCauley & Hezlett (2001) didefinisikan sebagai
proses hubungan satu lawan satu antara pelatih professional dan eksekutif
(orang yang dilatih) untuk tujuan meningkatkan perilaku melalui kesadaran dan
pembelajaran diri, dan dengan demikian pada akhirnya untuk keberhasilan individu
dan organisasi. Tetapi menurut Jaques & Clement (1994) coaching adalah percakapan
terstruktur yang menggunakan informasi tentang kinerja yang nyata antara
seorang atasan dengan seorang individu atau tim yang menghasilkan kinerja lebih
tinggi. Jadi, kinerja kerja dan potensi individu akan meningkat menajdi lebih
baik ketika individu tersebut mendapatkan coaching dari atasannya. Karena
coaching pada dasarnya untuk membantu orang-orang mengembangkan potensinya
dengan memberikan kesempatan untuk mengenali kemampuanya dan membantu menemukan
berbagai jalan yang ada di sekitarnya (Somers, 2007).
Jenis – jenis coaching, yaitu (dalam Nugroho, 2011) :
a. Coaching untuk sukses =
diberikan kepada orang agar sukses menangani suatu situasi baru atau situasi
yang mendatang. Contoh : mendapatkan tanggung jawab baru.
b. Coaching untuk perbaikan kinerja =
diberikan kepada orang untuk memperbaiki kinerja atau kebiasaan kinerjanya yang
efektif. Misalnya : selalu melewati batas waktu yang telah ditetapkan.
c. Coaching untuk mengelola berbagai
macam masalah = untuk menangani masalah kinerja, kebiasaan kerja, atau
kelalaian yang serius. Misalnya : sering datang terlambat.
COUNSELING
Menurut
The American Psychological Association , Division of Counseling Psychology,
Committee on Definition (dalam Gantina, 2011) mengatakan bahwa konseling
sebagai sebuah proses membantu individu untuk mengatasi masalah-masalahnya dalam
perkembangan dan memantau mencapai perkembangan yang optimal dengan menggunakan
sumber-sumber dirinya sendiri. Counseling atau
konseling adalah bantuan yang diberikan kepada konseling supaya dia memperoleh
konsep diri dan kepercayaan diri sendiri untuk dimanfaatkan olehnya dalam
rangka memperbaiki tingkah laku nya pada masa yang akan datang (dalam Saam,
2014).
Aspek-aspek
konseling (dalam Saam, 2014):
a. Konseling sebagai suatu proses à proses yang dilakukan
oleh klien dengan konselor dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh klien
b. Konseling sebagai
hubungan terapeutik à bertujuan untuk mencari “penyembuhan” masalah
klien
c. Konseling merupakan
usaha bantuak à konseling merupakan usaha untuk membantu klien
d. Konseling mengarahkan
tercapainya tujuan klien à tujuannya adalah terselesaikan masalah yang
dihadapi klien
e. Konseling mengarahkan
kemandirian klien à setelah mendapatkan solusi, klien diharapkan dapat
menyelesaikan masalah selanjutnya.
MENTORING
Godshalk
& Sosik mengatakan bahwa mentoring juga dapat didefinisikan sebagai fokus
tujuan proses yang ditunjukan untuk peningkatan pengetahuan dan pengembangan
kompetensi (dalam Joo & McLean, 2012). Namun mentoring menurut Mullen
adalah satu lawan satu hubungan antara orang yang kurang berpengalaman (anak
didik atau mentee) dan orang yang lebih berpengalaman (mentor), dan dimaksudkan
untuk memajukan pribadi dan pertumbuhan professional yang kurang berpengalaman
individu (dalam Joo & McLean, 2012).
Tahap – tahap mentoring (dalam Sujoko, 2015):
a. I do you watch
Seorang mentor memberikan contoh
untuk orang yang dimentor. Tahapan ini memungkinkan orang yang kita mentor
mempelajari dengan melihat langsung bagaimana anda melakukan sesuatu mulai dari
tahap persiapan sampai tahap akhirnya yaitu dimana anda melakukan sesuatu dan
melakukan evaluasi.
b. I do you help
Tahap ini mulai mengajak orang yang
anda mentor untuk mulai membantu anda. Disini orang tersebut akan mulai belajar
dan merasakan prosesnya lebih mendalam.
c. You do I help
Tahap ke 3 ini kita mengizinkan
orang yang kita mentor untuk mulai tampil dan melakukan tindakan. Peranan mentor
adalah membantu untuk terus mengarahkan supaya mentee tetap berada di jalur
yang benar.
d. You do I watch
Pada tahapan terakhir yaitu dimana
anda sudah merasa yakin dengan kompetensi dan kapabilitas terhadap orang yang
anda mentor. Sehingga di tahapan ini, anda sudah bisa melepas dan mengamati saja
serta mementoring.
Daftar
Pustaka:
- Jaques, Elliot and Stephen D. Clement.
(1994). Excecutive Leadership, Scason Hall Publisher Ltd, S Printing, Cambridge, Massachusetts,
USA
- Joo, B. K. B., Sushko, J. S., &
McLean, G. N. (2012). Multiple face of coaching: Manager-as-coach, excecutive coaching, and formal
mentoring. Organization Development Journal,
30(1), 19.
-
Komalasari, Gantina & Eka Wahyuni.
2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT Indeks.
- Nugroho, A. E.,
Hasanuddin, B., & Brasit, N. (2011). Pengaruh Coaching Terhadap Motivasi
Kerja dan Kinerja Individual (Studi Kasus pada Karyawan Bagian Support Services
Departemen Production Services PT. International Nikel Indonesia, Tbk) The
Influence of Coaching on Work Motivation and Individual Performance (A Case
Study On Employess at Support Service Unit of Service Production Depertement
Nickel Indonesia Tbk).
- Saam, Zulfan. 2014. Psikologi Konseling.
Jakarta: Rajawali Pers.
- Sujoko, S. (2015).
Program Mentoring Dalam Kasus Penempatan Tenaga Kerja Bermasalah Di
Perpustakaan. Pustakaloka, 7(1), 111-118.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar